Total Tayangan Halaman

Rabu, 18 Mei 2016

INDUSTRI PETROKIMIA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1             Latar Belakang Penulisan
            Minyak Bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun dari dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi berada di bawah permukaan tanah. Minyak kasar dibawa ke permukaan tanah melaui pengeboran dari dalam tanah dan pemompaan untuk pemanfaatannya. Minyak kasar harus dikilang melalui distilassi atau penyulingan bertingkat untuk memperoleh jenis bahan bakar tertentu. Bahan bakar yang diperoleh dari penyulingan, antara lain bensin, kerosin, minyak tanah, dan parafin. Bagaimana proses terjadinya minyak bumi dan gas alam? Bagaimana cara membedakan kualitas bensin? Bagaimana penggunaan residu minyak bumi? Apa dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan? Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, pahamilah makalah berikut ini.

1.2              Perumusan Masalah
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :
1.      Bagaimana cara menghasilkan Produk Petrokimina?
2.      Komponen apa saja yang dibutuhkan dalam memproduksi Petrokimia?
3.      Apa saja produk turunan dari Petrokimia?

1.3              Metode Penulisan
            Metode penyusunan makalah ini dengan dilakukan pengumpulan-pengumpulan data mengenai Minyak Bumi, Petrokimia, dan Gas Bumi dari beberapa Buku Referensi dan situs-situs Internet.

1.4              Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun bertujuan:
1. Menyelesaikan Tugas Kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Dasar Teori
            Petrokimia adalah bahan-bahan atau produk-produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Indusrtri petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.Di Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid (PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah. Industri petrokimia dibagi menjadi dua bagian besar yaitu :
a.       Industri petrokimia hulu
mengolah produk dasar (produk primer) menjadi produk setengah jadi (produk antara). Contoh : Methanol, Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena, Xylena, Fuel Coproducts, Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.
b.      industri  petrokimia hilir
mengolah produk setengah jadi menjadi produk yang siap pakai. Contohnya seperti plastik, pelarut (seperti solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.
Untuk memperoleh produk petrokimia dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:
1.         Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan  dasar petrokimia
2.         mengubah bahan dasar menjadi produk setengah jadi
3.         mengubah produk setengah jadi menjadi produk akhir
2.2       Bahan Dasar Petrokimia dan Produk Turunannya
            Bahan baku terbagi kedalam dua jenis, yaitu bahan baku yang berasal dari kilang minyak dan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi. Bahan baku yang berasal dari kiliang minyak diantaranya adalah :
o   Fuel gas
o   Gas propane dan butane
o   Mogas
o   Nafta
o   Kerosin/ minyak tanah
o   Gas oil
o   Fuel Oil
o   Short residue/ waxy residue
Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diantara adalah:
o   Metana (CH4
o   Etana (C2H6)
o   Propana (C3H8)
o   Butana (n-C4H10)
o   Kondensat (C5H12 – C11H24)
            Bahan baku yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kilang Minyak Cilacap, Balongan, Dumai, Musi, Balikpapan dan lain sebagainya. Sedangkan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi diperoleh dari Lapangan Gas Arun, Lapangan Gas Badak/ Bontang, dan Lapangan gas Natuna.
Tapi secara umum, ada tiga bahan dasar yang digunakan dalam industri petrokimia yaitu:
2.2.1    Oelofin
            Oelofin adalah bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi oelofin diseluruh dunia mencapai milayaran kg pertahun. Olefin yang paling banyak diproduksi adalah:
1.      Etilena
            Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
a.     Polietilena, merupakan plastic yang banyak dioproduksi yang banyak digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus (sampul). Dalam industri  plastik polietilena digunakan sebagai bahan dasar, tapi ditambahankan bahan tambahan lainnya seperti bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.
b.      PVC atau polivinilklorida : plastik yang digunakan untuk pembuatan pipa paralon dan pelapis lantai
c.       Etanol (alkohol) : digunakan senagai bahan bakar atau bahan setengah jadi untuk pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat
d.      Etilena glikol : digunakan sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil didaerah beriklim dingin
2.    Propilena
            Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
a.       Polipropilena, digunakan sebagai tali dan karung plastik. Bahan ini lebih kuat dari polietilena.
b.      Gliserol, digunakan sebagai bahan kosmerik (pelembab), industri makanan, dan bahan untuk membuat peledak (nitrogliserin)
c.       Isopropyl alcohol, digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain misalnya membuat aseton
3.    Butadiena
            Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiene adalah karet sintetis dan nilon.
2.2.2        Aromatik
            Bahan aromatik memiliki rantai rangkap selang seling dalam ikatan senyawanya. Pada industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah:
1.      Benzena
Adalah senyawa kimia organik yang berupa  cairan  tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena ditemukan pada tahun 1825 oleh seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang mengisolasikannya dari gas minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar benzena adalah:
a.stirena : untuk membuat karet sintetis
b. kumena : untuk membuat fenol
c.  sikloheksana : untuk membuat nilon
2.      Toulena
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan  karena sifatnya yang memabukkan.
3.      Xilena
Produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar  xilena adalah asam tereftalat untuk bahan dasar pembuatan serat.

2.2.3    Syn-Gas (gas sintetis)
Gas sintetis merupakan campuran dari karbon monoksida (CO) dan hydrogen (H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar gas sintetis adalah:
1.      Amonia
Ammonia dibuat dari gas nitrogen dan hydrogen. Pada industri petrokimia gas nitrogen diperoleh dari udara, sedangkan gas hydrogen diperoleh dari gas sintetis.
2.      Urea
Dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida. Selain sebagai pupuk urea juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan resin.
3.      Methanol
Metanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, Dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Digunakan untuk pembuatan formaldehida, untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
4.      Formaldehida
Formaldehida merupakan aldehida yang berbentuknya gas. Dalam bentuk  cair dikenal sebagai formalin, dalam bentuk  padatan yang dikenal paraformaldehyde atau trioxane .
Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.Dibuat dari metanol melalui oksidasi dengan bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air disebut formalin, yang berfungsi sebagai pengawet. Selain itu digunakan juga untuk membuat resin urea-formaldehida dan lem

2.3       Manfaat Petrokimia
1.      Aspal
Salah satu produk petrokimia misalnya aspal. Kita semua pasti mengenal dan merasakan manfaatnya. Apa jadinya jika jalan tidak dilapis aspal? dimusim hujan becek, dimusim kemarau berdebu. Kegunaan lain aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai bahan isolasi, pelapis anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan campuran pada pembuatan briket batubara.
2.      Lilin
Hampir disetiap rumah tangga mengenal adanya lilin, yang digunakan sebagai cadangan bila lampu dari PLN padam. Lilin jenis ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White Wax dan Fully Refined White Wax. Tapi selain untuk penerangan, kedua jenis lilin tersebut juga dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3.      Polytam PP (Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik, film, produk cetakan (moulding) dan tali rafia adalah produk yang sangat memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan menggunakan bahan polytam PP. Pertamina kini memasarkan dua macam polytam PP, yaitu Fill Grade -F600 dan Yarn Grade -F401.
4.      Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri polywood (formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk pembuatan dimetil-tereptalate, methylamines, methycloride, methylmetha orylate, bahan bakar kendaraan bermotor sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar pesawat, bahan bakar jenis methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose, dyes, resin, insektisida, dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5.      Petrolium Cokes
Hati-hati dengan produk satu ini bukanlah sebagai minuman, atau merupakan saudara kandung coca-cola yang di America serikat populer disebut Cokes. Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar tanaman cola, maka petrlium cokes terdiri dari dua macam yakni; Green coke merupakan produk samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar minyak. Green coke bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke, yang berfungsi sebagai reduktor dalam proses peleburan timah, bahan bakar padat atau bahan penambahan kadar karbon pada industri logam. Satunya lagi adalah Calcined coke berguna sebagai elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri Kalsium Karbida (CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat atau bahan penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur pengisi pada industri baja (sebagai karbon).
6.      Solvent
Pertamina memproduksi lima macam solvent, yakni;
7.      Low Aromatic White Spirit (LAWS)
Berguna sebagai pengencer cat dan vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
8.      Special Boiling Point (SBP-XX)
Berguna sebagai adhesive dan pelarut karet, pelarut pada industri (cat dan tinner, tinta cetak, industri farmasi seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.
9.      Special Gas Oil
Digunakan pada industri farmasi, khususnya pembuatan pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.
10.  Minasil-M, digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industri tinta cetak, industri karet dan adhesive, dan industri farmasi.
11.  Pertasol CA dan CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer pada cat, lacquers, venis, pelarut dan pengencer pada tinta cetak, komponen dalam proses pembuatan karet pada pabrik ban dan vulkanisir, adhesive seperti lem/gum, industri farmasi (kosmetika) dan industri cleaning dan degreasing. Sedangkan Pertasol CB banyak digunakan sebagai pengencer pada cat, lascuers, vernis, pelarut dan pengencer tinta cetak, dry cleaning solvent printing pada tekstil.
12.  Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua macam yakni Minarex – B yang berguna sebagai; pertama, sebagai processing oil pada industri telapak ban kendaraan bermotor, bantalan jembatan, sol sepatu kanvas dan sol karet cetak. Kedua, platicizer secunderpada industri selang PYC, kulit imitasi, sol lentur cetak PVC, dan sebagai palarut pada industri tinta cetak. Paraffinic Oil 60 dan 95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak ban, sepatu dan sol karet, karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat pada industri tinta cetak.
13.  Penggunaan Dalam Industri Pupuk Dan Pestisida
Produk amoniak/ urea dalam negeri sebagian besar digunakan sebagai pupuk pertanian, Dalam industri pestisida, sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir petrokimia seperti senyawa carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik, organoklorida, alkohol, dsb.
Keanekaragaman produk petrokimia diatas menunjukan bahwa kehidupan umat manusia sulit dipisahkan dari hasil-hasil minyak bumi. Hari demi hari, minggu demi minggu, produk petrokimia selalu menjadi dambaan kehidupan kita

2.4            Dampak Negatif Industri Petrokimia
            Dalam usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk mengolah dan memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari industri tersebut. Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Dampak lain yaitu dampak yang berhubungan dengan masalah sosial masyarakat (dampakpsikososioekonomi).
2.5              Persebaran Perusahaan Industri Petrokimia di Indonesia
1.      Pulau Sumatra
a)      Asean Aceh Fertilizer, PT. (Aceh)
b)      Belawan Deli Chemical PT. (Sumatra Utara)
c)      Intan Prima Tani, PT. (Lampung)
d)     Justus Sakti, PT.(Riau)
e)      Pupuk Sriwidjaya, PT. (Sumatra Selatan)
f)       Sabak Indah, PT. (Jambi)

2.      Pulau Jawa
a)      Dover Chemical, PT. (Banten)
b)      Henkel Indonesia, PT. (Jawa Barat)
c)      Justus Sakti, PT. (DKI. Jakarta)
d)     Indo Acidatama Chem. Ind., PT.(Jawa Tengah)

3.      Pulau Kalimantan
a)      Benua Multi Lestari, PT.  (Kalimantan Barat)
b)      Cakram Utama Jaya, PT. (Kalimantan Timur)
c)      Intan Wijaya Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)
d)     Korindo Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)

4.      Pulau Papua
a)      Kayu Lapis Indonesia, PT.
b)      Kodeco Memberamo, PT.

5.      Kepulauan Maluku
a)      Nusa Prima Pratama Industry, PT.
b)      Wira Nusa Trisatrya, PT.



BAB III
PENUTUP


3.1       Kesimpulan
            Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin, gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery (coke).
            Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk strategis karena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil, plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan peledak, bahan bakar, kulit imitasi).
            Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan minyak bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu ofelin, aromatika, dan gas sintesis. Jalur-jalur dalam pembuatan produk petrokimia yang ekonomis dapat ditempuh dengan tiga jalur utama yaitu jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur aromatik. Umumnya produk petrokimia berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-plastik untuk produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan rumah tangga, peralatan plastik untuk industri mobil dan pesawat terbang. Penggunaan dan pemanfaatan menurut sektor industri antara lain sebagai industri pupuk dan pestisida, industri serat sintetik, industri bahan plastik, industri bahan baku cat, industri adhesive resin, industri detergen/pencuci, industri elastomer/ karet sintetik, dan industri kimia khusus

3.2              Saran
            Hasil Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang penting bagi  kehidupan manusia, namun masih dapat ditemukan juga hasil dari produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan seperti halnya plastik. Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya berusaha untuk mengurangi pemakaian produk tersebut secara berlebihan. Kita juga tidak boleh mengeksploitasi penggunaan bahan baku Industri Petrokimia. Jadi tetap pergunakan bahan baku Industri Petrokimia secukupnya serta berusaha untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.

DAFTAR PUSTAKA


Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (2010). Pengembangan Investasi Industri Petrokimia berbasis C1 dan turunannya. Jakarta - BKPM
Charles W.L. Hill dan Gareth R. Jones. (2008). Strategic Management: An Integrated Approach, 9th Edition. Texas: South-Western Cengage Learning.
Direktorat Perencanaan Industri Manufaktur. (2011). Pengembangan Investasi Industri Petrokimia Terintegrasi – Olefin. Jakarta
Kamar Dagang dan Industri Indonesia (2010). Kebutuhan Teknologi dan Potensi Kerjasama Riset dengan Industri. Jakarta
Media data (2010). Progress Industri Petrokimia di Indonesia. Jakarta – PT Media Data Riset
Nugroho, B.P. (2011). Panduan Pengembangan Klaster Industri. Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi : BPPT.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar