BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulisan
Minyak
Bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun dari
dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi berada di bawah
permukaan tanah. Minyak kasar dibawa ke permukaan tanah melaui pengeboran dari
dalam tanah dan pemompaan untuk pemanfaatannya. Minyak kasar harus dikilang
melalui distilassi atau penyulingan bertingkat untuk memperoleh jenis bahan
bakar tertentu. Bahan bakar yang diperoleh dari penyulingan, antara lain
bensin, kerosin, minyak tanah, dan parafin. Bagaimana proses terjadinya minyak
bumi dan gas alam? Bagaimana cara membedakan kualitas bensin? Bagaimana
penggunaan residu minyak bumi? Apa dampak pembakaran bahan bakar terhadap
lingkungan? Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut, pahamilah makalah
berikut ini.
1.2
Perumusan Masalah
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :
Dalam penyusunannya, makalah ini dibatasi dengan pertanyaan :
1. Bagaimana cara
menghasilkan Produk Petrokimina?
2. Komponen apa saja
yang dibutuhkan dalam memproduksi Petrokimia?
3. Apa saja produk
turunan dari Petrokimia?
1.3
Metode Penulisan
Metode
penyusunan makalah ini dengan dilakukan pengumpulan-pengumpulan data mengenai
Minyak Bumi, Petrokimia, dan Gas Bumi dari beberapa Buku Referensi dan
situs-situs Internet.
1.4
Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun bertujuan:
Makalah ini disusun bertujuan:
1. Menyelesaikan
Tugas Kimia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dasar
Teori
Petrokimia adalah bahan-bahan atau
produk-produk yang dihasilkan dari minyak dan gas bumi. Indusrtri
petrokimia adalah industri yang berkembang berdasarkan suatu pola yang
mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan
kebutuhan masarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.Di
Indonesia, perusahaan petrokimia lokal terbesar adalah Pertamina. Industri
petrokimia Pertamina yang berbahan baku minyak dan gas bumi antara lain Kilang
Metanol di Pulau Bunyu Kalimantan Timur, Kilang Purified Terephthalic Acid
(PTA) dan Kilang Polypropylene (Polytam) di Plaju, Sumatra Selatan, Kilang
Paraxylene dan Benzene di Cilacap, Jawa Tengah. Industri petrokimia dibagi
menjadi dua bagian besar yaitu :
a. Industri
petrokimia hulu
mengolah produk dasar (produk
primer) menjadi produk setengah jadi (produk antara). Contoh : Methanol,
Etilena, Propilena, Butadina, Benzena, Toluena, Xylena, Fuel Coproducts,
Pyrolisis Gasolina, Pirolisis Fuel Oil.
b. industri
petrokimia hilir
mengolah produk setengah jadi
menjadi produk yang siap pakai. Contohnya seperti plastik, pelarut (seperti
solvent), zat peledak, karet sintetis, nilon dll.
Untuk memperoleh produk petrokimia
dilakukan dengan 3 tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak
dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia
2. mengubah bahan
dasar menjadi produk setengah jadi
3. mengubah produk
setengah jadi menjadi produk akhir
2.2 Bahan
Dasar Petrokimia dan Produk Turunannya
Bahan
baku terbagi kedalam dua jenis, yaitu bahan baku yang berasal dari kilang
minyak dan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi. Bahan baku yang
berasal dari kiliang minyak diantaranya adalah :
o Fuel gas
o Gas propane dan butane
o Mogas
o Nafta
o Kerosin/ minyak tanah
o Gas oil
o Fuel Oil
o Short residue/ waxy residue
Bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi
diantara adalah:
o Metana (CH4
o Etana (C2H6)
o Propana (C3H8)
o Butana (n-C4H10)
o Kondensat (C5H12 – C11H24)
Bahan
baku yang berasal dari kilang minyak diperoleh dari Kilang Minyak Cilacap, Balongan,
Dumai, Musi, Balikpapan dan lain sebagainya. Sedangkan bahan baku yang berasal
dari lapangan gas bumi diperoleh dari Lapangan Gas Arun, Lapangan Gas Badak/
Bontang, dan Lapangan gas Natuna.
Tapi secara umum, ada tiga bahan dasar yang digunakan
dalam industri petrokimia yaitu:
2.2.1 Oelofin
Oelofin
adalah bahan dasar petrokimia yang paling utama. Produksi oelofin diseluruh
dunia mencapai milayaran kg pertahun. Olefin yang paling banyak diproduksi
adalah:
1. Etilena
Beberapa
produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar etilena adalah:
a.
Polietilena, merupakan
plastic yang banyak dioproduksi yang banyak digunakan sebagai kantong plastik
dan plastik pembungkus (sampul). Dalam industri plastik polietilena
digunakan sebagai bahan dasar, tapi ditambahankan bahan tambahan lainnya
seperti bahan pengisi, plasticer, dan pewarna.
b. PVC atau
polivinilklorida : plastik yang digunakan untuk pembuatan pipa paralon dan
pelapis lantai
c. Etanol
(alkohol) : digunakan senagai bahan bakar atau bahan setengah
jadi untuk pembuatan produk lain, misalnya pembuatan asam asetat
d. Etilena glikol : digunakan
sebagai bahan antibeku dalam radiator mobil didaerah beriklim dingin
2. Propilena
Beberapa
produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar propilena adalah:
a. Polipropilena, digunakan
sebagai tali dan karung plastik. Bahan ini lebih kuat dari polietilena.
b. Gliserol, digunakan
sebagai bahan kosmerik (pelembab), industri makanan, dan bahan untuk membuat
peledak (nitrogliserin)
c. Isopropyl alcohol,
digunakan sebagai bahan-bahan produk petrokimia yang lain misalnya membuat
aseton
3. Butadiena
Beberapa
produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar butadiene adalah karet sintetis
dan nilon.
2.2.2
Aromatik
Bahan
aromatik memiliki rantai rangkap selang seling dalam ikatan senyawanya. Pada
industri petrokimia bahan aromatik terpenting adalah:
1. Benzena
Adalah senyawa kimia organik yang
berupa cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta
mempunyai bau yang manis. Benzena ditemukan pada tahun 1825 oleh
seorang ilmuwan Inggris, Michael Faraday, yang mengisolasikannya dari
gas minyak dan menamakannya bikarburet dari hidrogen.
Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan
dasar benzena adalah:
a.stirena : untuk membuat karet sintetis
b. kumena : untuk membuat fenol
c. sikloheksana :
untuk membuat nilon
2.
Toulena
Toluena, dikenal juga
sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening
tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma sepertipengencer cat dan
berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik
yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga
sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan
sebagai obat inhalan karena sifatnya yang memabukkan.
3.
Xilena
Produk petrokimia yang menggunakan
bahan dasar xilena adalah asam tereftalat untuk bahan dasar pembuatan
serat.
2.2.3 Syn-Gas (gas sintetis)
Gas sintetis merupakan campuran dari karbon monoksida
(CO) dan hydrogen (H2). Beberapa produk petrokimia yang menggunakan bahan dasar
gas sintetis adalah:
1. Amonia
Ammonia dibuat dari gas nitrogen dan
hydrogen. Pada industri petrokimia gas nitrogen diperoleh dari udara, sedangkan
gas hydrogen diperoleh dari gas sintetis.
2. Urea
Dibuat dari amonia dan gas karbon dioksida.
Selain sebagai pupuk urea juga digunakan pada industri perekat, plastik, dan
resin.
3. Methanol
Metanol, juga dikenal
sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus,
Dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan
katalis. Digunakan untuk pembuatan formaldehida, untuk membuat serat dan
campuran bahan bakar.
4. Formaldehida
Formaldehida merupakan aldehida yang
berbentuknya gas. Dalam bentuk cair dikenal sebagai formalin,
dalam bentuk padatan yang dikenal paraformaldehyde atau trioxane
.
Formaldehida awalnya disintesis oleh
kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi
diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.Dibuat dari metanol melalui
oksidasi dengan bantuan katalis. Formaldehida yang dilarutkan dalam air disebut
formalin, yang berfungsi sebagai pengawet. Selain itu digunakan juga untuk
membuat resin urea-formaldehida dan lem
2.3 Manfaat
Petrokimia
1. Aspal
Salah satu produk petrokimia
misalnya aspal. Kita semua pasti mengenal dan merasakan manfaatnya. Apa jadinya
jika jalan tidak dilapis aspal? dimusim hujan becek, dimusim kemarau berdebu.
Kegunaan lain aspal digunakan untuk pelapis tanggul, pelapis tahan air, sebagai
bahan isolasi, pelapis anti korosi pada logam dan juga sebagai bahan campuran pada
pembuatan briket batubara.
2. Lilin
Hampir disetiap rumah tangga
mengenal adanya lilin, yang digunakan sebagai cadangan bila lampu dari PLN
padam. Lilin jenis ini oleh pertamina diproduksi dengan nama Hard Semi White
Wax dan Fully Refined White Wax. Tapi selain untuk penerangan, kedua jenis
lilin tersebut juga dapat digunakan sebagai kertas lilin pembungkus, bahan baku
semir serta pengkilap lantai dan mebel.
3. Polytam PP
(Polipropilena Pertamina)
Kantong plastik, karung plastik,
film, produk cetakan (moulding) dan tali rafia adalah produk yang sangat
memasyarakat. Produk tersebut dibuat dengan menggunakan bahan polytam PP.
Pertamina kini memasarkan dua macam polytam PP, yaitu Fill Grade -F600 dan Yarn
Grade -F401.
4. Methanol
Methanol dapat digunakan sebagai lem
untuk industri polywood (formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk pembuatan
dimetil-tereptalate, methylamines, methycloride, methylmetha orylate, bahan
bakar kendaraan bermotor sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar
pesawat, bahan bakar jenis methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose,
dyes, resin, insektisida, dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk
industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
5. Petrolium Cokes
Hati-hati dengan produk satu ini
bukanlah sebagai minuman, atau merupakan saudara kandung coca-cola yang di
America serikat populer disebut Cokes. Bila cokes diproduksi dengan bahan dasar
tanaman cola, maka petrlium cokes terdiri dari dua macam yakni; Green coke
merupakan produk samping dari proses pengolahan residu untuk bahan dasar
minyak. Green coke bermanfaat sebagai bahan baku Calcined coke, yang berfungsi
sebagai reduktor dalam proses peleburan timah, bahan bakar padat atau bahan
penambahan kadar karbon pada industri logam. Satunya lagi adalah Calcined coke
berguna sebagai elektroda dalam proses pengolahan aluminium pada industri
Kalsium Karbida (CaC2), bahan baku industri elektroda grafit, bahan bakar padat
atau bahan penambah kadar karbon pada industri modern, dan sebagai unsur
pengisi pada industri baja (sebagai karbon).
6. Solvent
Pertamina memproduksi lima macam
solvent, yakni;
7. Low Aromatic
White Spirit (LAWS)
Berguna sebagai pengencer cat dan
vernis, pelarut untuk warna cetakan, industri tekstil (printing), bahan
pembersih (dry cleaning solvent), bahan baku pestisida.
8. Special Boiling
Point (SBP-XX)
Berguna sebagai adhesive dan pelarut
karet, pelarut pada industri (cat dan tinner, tinta cetak, industri farmasi
seperti perekat pada salonpas), industri kosmetika.
9. Special Gas Oil
Digunakan pada industri farmasi,
khususnya pembuatan pil kina, sbagai solvent dalam proses ekstraksi kulit kina.
10. Minasil-M,
digunakan sebagai industri cat, thinner vernis, industri tinta cetak, industri
karet dan adhesive, dan industri farmasi.
11. Pertasol CA dan
CB, petasol CA banyak digunakan sebagai pengencer pada cat, lacquers, venis,
pelarut dan pengencer pada tinta cetak, komponen dalam proses pembuatan karet
pada pabrik ban dan vulkanisir, adhesive seperti lem/gum, industri farmasi
(kosmetika) dan industri cleaning dan degreasing. Sedangkan Pertasol CB banyak
digunakan sebagai pengencer pada cat, lascuers, vernis, pelarut dan pengencer
tinta cetak, dry cleaning solvent printing pada tekstil.
12. Processing Oil
Processing Oil terdiri dari dua
macam yakni Minarex – B yang berguna sebagai; pertama, sebagai processing oil
pada industri telapak ban kendaraan bermotor, bantalan jembatan, sol sepatu
kanvas dan sol karet cetak. Kedua, platicizer secunderpada industri selang PYC,
kulit imitasi, sol lentur cetak PVC, dan sebagai palarut pada industri tinta
cetak. Paraffinic Oil 60 dan 95 bermanfaat sebagai processing oil pada telapak
ban, sepatu dan sol karet, karpet karet, pipa plastik, pengganti dioktilptalat
pada industri tinta cetak.
13. Penggunaan
Dalam Industri Pupuk Dan Pestisida
Produk amoniak/ urea dalam negeri
sebagian besar digunakan sebagai pupuk pertanian, Dalam industri pestisida,
sebagaian bahan aktif pestisida, pelarut dan aditifnya merupakan produk akhir
petrokimia seperti senyawa carbamate, thiocarbamate, surfaktan organik,
organoklorida, alkohol, dsb.
Keanekaragaman produk petrokimia diatas menunjukan
bahwa kehidupan umat manusia sulit dipisahkan dari hasil-hasil minyak bumi.
Hari demi hari, minggu demi minggu, produk petrokimia selalu menjadi dambaan
kehidupan kita
2.4 Dampak Negatif Industri Petrokimia
Dalam
usahanya meningkatkan kualitas hidup manusia berupaya untuk mengolah dan
memanfaatkan kekayaan alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang
diinginkan. Namun, pada kenyataannya timbul dampak negatif dari industri tersebut.
Dampak terhadap lingkungan dapat mengurangi daya dukung alam yang berarti
mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidup manusia. Sedangkan
bagi manusia dapat menurunkan kualitas hidup manusia itu sendiri. Dampak
lain yaitu dampak yang berhubungan dengan
masalah sosial masyarakat (dampakpsikososioekonomi).
2.5
Persebaran Perusahaan Industri
Petrokimia di Indonesia
1. Pulau Sumatra
a) Asean Aceh
Fertilizer, PT. (Aceh)
b) Belawan Deli
Chemical PT. (Sumatra Utara)
c) Intan Prima Tani, PT. (Lampung)
d) Justus Sakti, PT.(Riau)
e) Pupuk
Sriwidjaya, PT. (Sumatra Selatan)
f)
Sabak Indah, PT. (Jambi)
2.
Pulau Jawa
a) Dover Chemical,
PT. (Banten)
b) Henkel
Indonesia, PT. (Jawa Barat)
c) Justus Sakti,
PT. (DKI. Jakarta)
d) Indo Acidatama
Chem. Ind., PT.(Jawa Tengah)
3. Pulau
Kalimantan
a) Benua Multi
Lestari, PT. (Kalimantan Barat)
b) Cakram Utama
Jaya, PT. (Kalimantan Timur)
c) Intan Wijaya
Internasional, PT. (Kalimantan Selatan)
d) Korindo
Ariabima Sari, PT. (Kalimantan Tengah)
4.
Pulau Papua
a)
Kayu Lapis Indonesia, PT.
b)
Kodeco Memberamo, PT.
5.
Kepulauan Maluku
a) Nusa Prima
Pratama Industry, PT.
b) Wira Nusa
Trisatrya, PT.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri
petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang berbahan baku
utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk samping eksploitasi
gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta biomassa yang
mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parrafin, gas sintesa, asetilena
dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan
baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai
tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisi ketersediaan
bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai
munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, diantaranya gas etana,
batubara, gas dari coal bed methane, dan limbah refinery (coke).
Indonesia
mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster industri petrokimia
yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, papan
dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk strategis karena
merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil, plastik, karet
sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan peledak,
bahan bakar, kulit imitasi).
Dalam
bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi dinamakan
petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan minyak bumi
dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis
bahan dasar yaitu ofelin, aromatika, dan gas sintesis. Jalur-jalur dalam
pembuatan produk petrokimia yang ekonomis dapat ditempuh dengan tiga jalur
utama yaitu jalur gas sintetik, jalur olefin, dan jalur aromatik. Umumnya
produk petrokimia berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dalam kehidupan
kita sehari-hari banyak dipakai di rumah tangga seperti: plastik-plastik untuk
produk-produk elektronik, telekomunikasi, dan rumah tangga, peralatan plastik
untuk industri mobil dan pesawat terbang. Penggunaan dan pemanfaatan menurut sektor industri antara lain sebagai
industri pupuk dan pestisida, industri serat sintetik, industri bahan plastik,
industri bahan baku cat, industri adhesive resin, industri detergen/pencuci, industri
elastomer/ karet sintetik, dan
industri kimia khusus
3.2
Saran
Hasil
Industri Petrokimia menghasilkan berbagai macam produk yang penting bagi kehidupan manusia, namun masih dapat
ditemukan juga hasil dari produk Industi Petrokimia yang tidak ramah lingkungan
seperti halnya plastik. Oleh karena itu kita sebagai konsumen sebaiknya
berusaha untuk mengurangi pemakaian produk tersebut secara berlebihan. Kita
juga tidak boleh mengeksploitasi penggunaan bahan baku Industri Petrokimia.
Jadi tetap pergunakan bahan baku Industri Petrokimia secukupnya serta berusaha
untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). (2010). Pengembangan Investasi Industri
Petrokimia berbasis C1 dan turunannya. Jakarta - BKPM
|
Charles
W.L. Hill dan Gareth R. Jones. (2008). Strategic Management: An Integrated
Approach, 9th Edition. Texas: South-Western Cengage Learning.
|
Direktorat
Perencanaan Industri Manufaktur. (2011). Pengembangan Investasi Industri
Petrokimia Terintegrasi – Olefin. Jakarta
|
Kamar
Dagang dan Industri Indonesia (2010). Kebutuhan Teknologi dan Potensi
Kerjasama Riset dengan Industri. Jakarta
|
Media
data (2010). Progress Industri Petrokimia di Indonesia. Jakarta – PT
Media Data Riset
|
Nugroho,
B.P. (2011). Panduan Pengembangan Klaster Industri. Pusat Pengkajian
Kebijakan Inovasi Teknologi : BPPT.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar